Puasa Ramadhan, Sejarah & Hikmahnya
By Al-Habib Hasan Bin Mohammad Alatas
Ibadah puasa telah dikenal dan dikerjakan oleh agama-agama ataupun
umat-umat sebelum Islam, hanya bentuk, cara dan tujuannya yang berbeza-beza.
Orang-orang sebelum Islam ada yang melakukannya dengan cara menahan diri dari
makan ataupun minum dari jenis makanan ataupun minuman yang tertentu, ada yang
menahan diri dari memakai pakaian yang tertentu, ataupun menahan diri daripada
berkata-kata, dengan maksud dan tujuan yang tertentu, seperti untuk memperoleh
keredhaan apa-apa yang mereka sembah (puja), ataupun untuk melatih rohani mereka
ke darjat yang lebih tinggi.
Umat dahulu kala ada pula yang melakukannya sebagai tanda dukacita (berkabung), ada pula yang melakukannya untuk menghindari diri dari malapetaka yang mungkin menimpa, ada pula yang melakukannya untuk menolak kemurkaan Tuhan mereka.
Sebelum datangnya perintah puasa pada bulan Ramadhan, umat Islam juga telah mengerjakan puasa beberapa hari dalam tiap-tiap bulan. Setelah genap delapan belas bulan Nabi Muhammad (saw) menetap di Madinah, maka pada akhir bulan Sya'aban, tahun 2 Hijrah, turunlah ayat yang pertama sekali berkenaan puasa.
Allah (swt) berfirman:
“Hai sekalian orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu puasa, sabagaiman telah diwajibkan kepada orang-orang yang terdahulu dari kamu,…” [2:183]Mengikut ajaran Islam, puasa ialah ‘menahan diri dari apa-apa yang membatalkannya, bermula dari terbitnya fajar sehingga terbenamnya matahari, dengan niat bagi mematuhi perintah Allah (swt).
Rasullullah (saw) bersabda:
“Telah berfirman Allah (swt) bahawa semua amalan manusia adalah untuk dirinya, kecuali puasa adalah untuk Ku dan Aku akan memberi ganjarannya”.Puasa disandarkan kepada Allah (swt) kerana orang yang berpuasa telah meninggalkan keinginan ataupun kepentingan peribadinya, demi mematuhi perintah Allah (swt). Dalam ibadah haji sewaktu ihram kita dilarang mencampuri isteri, tetapi kita tidak dilarang dari makan ataupun minum, demikian pula dalam mengerjakan ibadah sholat kita hanya sementara waktu sahaja menahan diri, jadi tidak begitu kesusahan yang kita hadapi.
Lain halnya dengan puasa, kita mestilah menahan diri daripada apa yang membatalkannya sepanjang hari, apa lagi jika melakukan ibadah puasa di siang hari yang panas membakar, seperti di padang pasir ataupun di daerah-daerah yang gersang, betapa haus dan lapar yang mesti dihadapi dan berbagai keinginan diri lainnya yang mesti ditahankan, walaupun makanan dan minuman ataupun isteri sendiri semuanya ini halal, tapi kita ditegah menghampirinya.
Walau di tempat yang sunyi tak ada makhluk yang menyaksikannya apa yang kita lakukan, jika sekiranya kita mau melakukannya, akan tetapi semua itu dapat kita tahan hawa nafsu kita demi kecintaan dan keimanan kita kepada Allah (swt) jadi layaklah sebagaimana firman Allah dalam Hadith Qudsi dari Abi Hurairah (ra): …Puasa adalah untuk Ku dan Aku akan memberi ganjarannya.
Ibadah puasa Ramadhan adalah sebagai suatu wadah untuk membentuk peribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah (swt). Orang yang bertaqwa ialah orang yang mampu menguasai dirinya dari hal-hal yang membawa dosa, kerana ia telah menjalankan perintah-perintah Allah (swt) dan menjauhkan dirinya dari larangan-larangan Allah (swt). Semua ini dilakukannya secara jujur dan ikhlas tanpa paksaan. Darjat taqwa adalah darjat yang semulia-mulianya di sisi Allah (swt);
Allah (swt) berfirman:
… Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah (swt) ialah yang lebih taqwa di antara kamu… [49:13]
Sungguh banyak hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa antaranya ibadah puasa dapat sebagai tempat untuk melatih rohani dan jasmani kita menjadi lebih baik. Jika kita melakukan ibadah puasa Ramadhan secara baik, mengikut peraturan yang diajarkan Allah (swt) dan RasulNya, maka ibadah puasa kita itu akan menjadikan kita manusia tabah menghadapi kesulitan hidup, kita akan menjadi manusia yang mempunyai peribadi yang kuat dan teguh dalam mengawasi diri.
Ibadah puasa akan menjadikan manusia yang mempunyai perikemanusiaan. Ibadah puasa akan menjadikan kita orang yang sihat rohani dan jasmani. Ibadah puasa Ramadhan jika dijalankan mengikut aturan yang telah ditetapkan EnsyaAllah kita akan dapat berjimat cermat, tidak mubazir dan tidak pula bakhil.
Manusia yang biasa menghadapi kesulitan hidup dan sanggup mengatasinya, maka lambat laun ia tidak gugup menghadapi kesulitan-kesulitan selanjutnya, ia tidak lekas berputus asa. Haus dan lapar yang kita hadapi selama bulan Ramadhan, akan membawa satu kesedaran kepada kita betapa rasanya haus dan lapar yang biasanya dideritai oleh fakir miskin, dengan kesedaran ini, ia menjadi manusia yang suka menolong sesama makhluk Allah (swt).
Orang yang tabah dan tekun menghadapi kehidupan inilah yang biasanya berhasil dalam medan juang. Sungguh banyak lagi hikmah yang dikandung oleh ibadah puasa Ramadhan, asalkan kita menjaga makan minum kita sewaktu sahur atau sewaktu berbuka menurut seruan Allah (swt).
Allah (swt) berfirman:
… makan dan minumlah, dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah (swt) tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. [ 7:31 ]
Banyak keutamaan yang terkandung dalam bulan Ramadhan antaranya Allah (swt) telah menurunkan kitab suci Al-Quranulkarim dalam bulan Ramadhan. Al-Quran tidak dapat disamakan dengan kitab apapun yang ada di muka bumi ini, kerana Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah (swt) kepada Rasullullah (saw) yang terjamin kesucian dan kemurniannya, dan tidak ada seorang makhluk pun yang boleh membuat seperti Al-Quran.
Al-Quran semenjak diturunkan telah ditulis dan dihafal oleh para sahabat Rasullullah (saw). Sewaktu pemerintahan Khalifah Abu Bakar atas syor Sayidina Umar, maka Sayidina Abu Bakar telah mengumpulkan semua ayat yang telah diturunkan kepada Rasullullah (saw), tidak sedikitpun yang tertinggal. Meninggalnya Sayidina Abu Bakar, kumpulan ayat-ayat Al-Quran itu telah disimpan oleh Khalifah Umar Ibnu Khattab, dan pada masa pemerintahan Sayidina Uthman, telah diteliti kembali dan disalin kepada beberapa mashraf untuk menjaga jangan sampai terdapat kekeliruan.
Amal saleh seorang Islam akan dibalas berlipat ganda selama bulan Ramadhan, terutama sekali apabila seseorang itu mendapat “Lailatul Qadar”.
Allah (swt) berfirman:
Dan tahukan engkau apakah lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik dari seribu bulan. [97:2-3]
Banyak lagi keutamaan bulan Ramadhan, oleh itu berbahagialah mereka yang memperbanyak amal saleh, bertolong-tolongan sesama insan, berbuat baik kepada ayah-bonda, sanak keluarga, jiran tetangga, bersedekah, menolong mereka yang lemah, banyak membaca dan memahami Al-Quran sebagaimana telah dibuat oleh Rasullullah (saw), mudah-mudahan kedatangan bulan Ramadhan tahun ini akan membawa berkat dan rahmat kepada kita semua, kita berdoa semoga Allah (swt) memberikan kesihatan jasmani dan rohani kita, dan memberikan kesabaran dan ketabahan kepada kita dalam menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadhan ini.
Umat dahulu kala ada pula yang melakukannya sebagai tanda dukacita (berkabung), ada pula yang melakukannya untuk menghindari diri dari malapetaka yang mungkin menimpa, ada pula yang melakukannya untuk menolak kemurkaan Tuhan mereka.
Sebelum datangnya perintah puasa pada bulan Ramadhan, umat Islam juga telah mengerjakan puasa beberapa hari dalam tiap-tiap bulan. Setelah genap delapan belas bulan Nabi Muhammad (saw) menetap di Madinah, maka pada akhir bulan Sya'aban, tahun 2 Hijrah, turunlah ayat yang pertama sekali berkenaan puasa.
Allah (swt) berfirman:
“Hai sekalian orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu puasa, sabagaiman telah diwajibkan kepada orang-orang yang terdahulu dari kamu,…” [2:183]Mengikut ajaran Islam, puasa ialah ‘menahan diri dari apa-apa yang membatalkannya, bermula dari terbitnya fajar sehingga terbenamnya matahari, dengan niat bagi mematuhi perintah Allah (swt).
Rasullullah (saw) bersabda:
“Telah berfirman Allah (swt) bahawa semua amalan manusia adalah untuk dirinya, kecuali puasa adalah untuk Ku dan Aku akan memberi ganjarannya”.Puasa disandarkan kepada Allah (swt) kerana orang yang berpuasa telah meninggalkan keinginan ataupun kepentingan peribadinya, demi mematuhi perintah Allah (swt). Dalam ibadah haji sewaktu ihram kita dilarang mencampuri isteri, tetapi kita tidak dilarang dari makan ataupun minum, demikian pula dalam mengerjakan ibadah sholat kita hanya sementara waktu sahaja menahan diri, jadi tidak begitu kesusahan yang kita hadapi.
Lain halnya dengan puasa, kita mestilah menahan diri daripada apa yang membatalkannya sepanjang hari, apa lagi jika melakukan ibadah puasa di siang hari yang panas membakar, seperti di padang pasir ataupun di daerah-daerah yang gersang, betapa haus dan lapar yang mesti dihadapi dan berbagai keinginan diri lainnya yang mesti ditahankan, walaupun makanan dan minuman ataupun isteri sendiri semuanya ini halal, tapi kita ditegah menghampirinya.
Walau di tempat yang sunyi tak ada makhluk yang menyaksikannya apa yang kita lakukan, jika sekiranya kita mau melakukannya, akan tetapi semua itu dapat kita tahan hawa nafsu kita demi kecintaan dan keimanan kita kepada Allah (swt) jadi layaklah sebagaimana firman Allah dalam Hadith Qudsi dari Abi Hurairah (ra): …Puasa adalah untuk Ku dan Aku akan memberi ganjarannya.
Ibadah puasa Ramadhan adalah sebagai suatu wadah untuk membentuk peribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah (swt). Orang yang bertaqwa ialah orang yang mampu menguasai dirinya dari hal-hal yang membawa dosa, kerana ia telah menjalankan perintah-perintah Allah (swt) dan menjauhkan dirinya dari larangan-larangan Allah (swt). Semua ini dilakukannya secara jujur dan ikhlas tanpa paksaan. Darjat taqwa adalah darjat yang semulia-mulianya di sisi Allah (swt);
Allah (swt) berfirman:
… Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah (swt) ialah yang lebih taqwa di antara kamu… [49:13]
Sungguh banyak hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa antaranya ibadah puasa dapat sebagai tempat untuk melatih rohani dan jasmani kita menjadi lebih baik. Jika kita melakukan ibadah puasa Ramadhan secara baik, mengikut peraturan yang diajarkan Allah (swt) dan RasulNya, maka ibadah puasa kita itu akan menjadikan kita manusia tabah menghadapi kesulitan hidup, kita akan menjadi manusia yang mempunyai peribadi yang kuat dan teguh dalam mengawasi diri.
Ibadah puasa akan menjadikan manusia yang mempunyai perikemanusiaan. Ibadah puasa akan menjadikan kita orang yang sihat rohani dan jasmani. Ibadah puasa Ramadhan jika dijalankan mengikut aturan yang telah ditetapkan EnsyaAllah kita akan dapat berjimat cermat, tidak mubazir dan tidak pula bakhil.
Manusia yang biasa menghadapi kesulitan hidup dan sanggup mengatasinya, maka lambat laun ia tidak gugup menghadapi kesulitan-kesulitan selanjutnya, ia tidak lekas berputus asa. Haus dan lapar yang kita hadapi selama bulan Ramadhan, akan membawa satu kesedaran kepada kita betapa rasanya haus dan lapar yang biasanya dideritai oleh fakir miskin, dengan kesedaran ini, ia menjadi manusia yang suka menolong sesama makhluk Allah (swt).
Orang yang tabah dan tekun menghadapi kehidupan inilah yang biasanya berhasil dalam medan juang. Sungguh banyak lagi hikmah yang dikandung oleh ibadah puasa Ramadhan, asalkan kita menjaga makan minum kita sewaktu sahur atau sewaktu berbuka menurut seruan Allah (swt).
Allah (swt) berfirman:
… makan dan minumlah, dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah (swt) tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. [ 7:31 ]
Banyak keutamaan yang terkandung dalam bulan Ramadhan antaranya Allah (swt) telah menurunkan kitab suci Al-Quranulkarim dalam bulan Ramadhan. Al-Quran tidak dapat disamakan dengan kitab apapun yang ada di muka bumi ini, kerana Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah (swt) kepada Rasullullah (saw) yang terjamin kesucian dan kemurniannya, dan tidak ada seorang makhluk pun yang boleh membuat seperti Al-Quran.
Al-Quran semenjak diturunkan telah ditulis dan dihafal oleh para sahabat Rasullullah (saw). Sewaktu pemerintahan Khalifah Abu Bakar atas syor Sayidina Umar, maka Sayidina Abu Bakar telah mengumpulkan semua ayat yang telah diturunkan kepada Rasullullah (saw), tidak sedikitpun yang tertinggal. Meninggalnya Sayidina Abu Bakar, kumpulan ayat-ayat Al-Quran itu telah disimpan oleh Khalifah Umar Ibnu Khattab, dan pada masa pemerintahan Sayidina Uthman, telah diteliti kembali dan disalin kepada beberapa mashraf untuk menjaga jangan sampai terdapat kekeliruan.
Amal saleh seorang Islam akan dibalas berlipat ganda selama bulan Ramadhan, terutama sekali apabila seseorang itu mendapat “Lailatul Qadar”.
Allah (swt) berfirman:
Dan tahukan engkau apakah lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik dari seribu bulan. [97:2-3]
Banyak lagi keutamaan bulan Ramadhan, oleh itu berbahagialah mereka yang memperbanyak amal saleh, bertolong-tolongan sesama insan, berbuat baik kepada ayah-bonda, sanak keluarga, jiran tetangga, bersedekah, menolong mereka yang lemah, banyak membaca dan memahami Al-Quran sebagaimana telah dibuat oleh Rasullullah (saw), mudah-mudahan kedatangan bulan Ramadhan tahun ini akan membawa berkat dan rahmat kepada kita semua, kita berdoa semoga Allah (swt) memberikan kesihatan jasmani dan rohani kita, dan memberikan kesabaran dan ketabahan kepada kita dalam menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadhan ini.
0 komentar:
Posting Komentar