Waktu Pelaksanaan Shalat Sunnah Istikhoroh
Shalat istikharah bisa dilaksanakan kapan saja, sepanjang
bukan pada waktu yang tidak diperbolehkan melaksanakan shalat. Tetapi, pelaksanaan
shalat ini dianjurkan pada waktu sepertiga malam terakhir, sekitar jam 02:00
sampai dengan jam 04:00 (sebelaum masuk waktu shalat Subuh). Nabi Muhammad SAW
sendiri menjelaskan dan menganjurkan kepada umat muslim agar melaksanakan shalat
ini jika dihadapkan pada pilihan penting yang memungkin membuat bimbang dalam
mengambil keputusan. Malahan shalat istikharah ini disunahkan.
Niat Shalat Sunnah Istikhoroh
Niat shalat ini cukup diucapkan dalam hati dengan bahasa
kita sendiri. “Niat shalat istikhoroh dua rakaat menghadap kiblat Sunnah karena
Allah”
Niatkanlah semata hanya karena Alloh SWT dengan khusu dan hati yang ikhlas, serta untuk
mengharapkan berkah dan ridho-Nya.
Tata Cara Shalat Sunnah Istikhoroh
Tata cara pengerjaan shalat istikhoroh ini paling sedikit
dua rakaat dan jika kita mampu melaksanakannya bisa sampai dua belas rakaat.
Setiap dua rakaat satu kali salam.
Untuk bacaan shalat setelah Surat Al-Faatihah sebenarnya kita
bebas memilih surat atau ayat al-quran yang kita hafal betul. Tetapi,
dianjurkan setelah membaca Surat Al-Fatihah pada rakaat yang pertama, kita membaca
Surah Al-Kaafiruun (1 kali).
Kemudian pada rakaat yang kedua, setelah selesai membaca
Surat Al-Faatihah, kita dianjurkan untuk membaca 1 Surah Al-Ikhlas (1 kali).
Do’a Shalat Sunnah Istikhoroh
Setelah kita melaksanakan shalat istikhoroh kita panjatkan
do’a sebagaimana yang dikemukakan dalam sebuah hadits dari Jabir, ra, sebagai
berikut:
اَللهُمَّ اِنِّى اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ. فَاِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَآاَقْدِرُ وَلَآاَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللهُمَّ اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هذَااْلاَمْرَخَيْرٌلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ فَاقْدُرْهُ لِىْ وَيَسِّرْهُ لِىْ ثُمَّ بَارِكْ لِىْ فِيْهِ وَاِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هذَااْلاَمْرَشَرٌّلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ وَعَاقِبَةِ اَمْرِىْ وَعَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّىْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْلِى الْخَيْرَحَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِىْ بِهِ
Alloohumma innii astakhiiruka bi'ilmika wa astaqdiruka biqudrotika wa as aluka min fadhlikal 'adzhiimi. Fainnaka taqdiru walaa aqdiru walaa a'lamu wa anta 'al-laamulghuyuubi. Alloohumma inkunta ta'lamu anna haadzal amro khoirun lii fii diinii wama'aasyii faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baariklii fiihi wa inkunta ta'lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma'aasyii wa 'aaqibati amrii wa 'aajilihi fashrifhu 'annii washrifnii 'anhu waqdurlil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bihi.
Artinya:
"Yaa Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Yaa Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini buruk untukku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan dimana pun kebaikan itu berada dan ridhailah aku dengan kebaikan itu". (HR: Al-Bukhari)
0 komentar:
Posting Komentar