Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,
وَسُئِلَ
عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ «
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan
puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun
yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai
keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan
menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam punya keinginan berpuasa pada hari kesembilan (tasu’ah) sebagaimana disebutkan dalam riwayat berikut.
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.
“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).Hukum Puasa Tanggal 10 (Asyura) Sehari Saja
Ulama Hanafiyah menegaskan bahwa makruh hukumnya jika berpuasa pada tanggal 10 saja dan tidak diikutsertakan dengan tanggal 9 Muharram atau tidak diikutkan dengan puasa tanggal 11-nya. Sedangakan ulama Hambali tidak menganggap makruh jika berpuasa tanggal 10 saja. Sebagaimana pendapat ini menjadi pendapat dalam madzhab Imam Malik. Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 28: 90.
Disebutkan oleh Imam Nawawi rahimahullah bahwa Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus; karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan.
Apa hikmah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menambah puasa pada hari kesembilan? An Nawawi rahimahullah melanjutkan penjelasannya.
Sebagian ulama mengatakan bahwa sebab Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bepuasa pada hari kesepuluh sekaligus kesembilan agar tidak tasyabbuh (menyerupai) orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja. Dalam hadits Ibnu Abbas juga terdapat isyarat mengenai hal ini. Ada juga yang mengatakan bahwa hal ini untuk kehati-hatian, siapa tahu salah dalam penentuan hari ’Asyura’ (tanggal 10 Muharram). Pendapat yang menyatakan bahwa Nabi menambah hari kesembilan agar tidak menyerupai puasa Yahudi adalah pendapat yang lebih kuat. Wallahu a’lam. Lihat Syarh Shahih Muslim, 8: 15.
Ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah berpendapat sunnahnya berpuasa pada tanggal 11 bagi yang tidak sempat berpuasa tanggal sembilannya. Bahkan disebutkan oleh Asy Syarbini Al Khotib, Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Imla’ mengatakan bahwa disunnahkan berpuasa tiga hari sekaligus, yaitu 9, 10 dan 11 Muharram.
Bulan Muharam adalah
bulan yang amat mulia, sampai-sampai Allah mengabadikan di dalam
Alquran:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan. Dalam
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya
empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah
menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, perangilah musyrikin
semuanya. Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang
bertaqwa.” (QS. At-Taubah: 36)
Salah satu dari empat bulan haram itu adalah bulan Muharam. Hal ini
terlihat jelas dari kandungan hadits sahih berikut ini:
“Di dalam satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya terdapat empat
bulan yang mulia. Tiga di antaranya berturut-turut; Dzulqa’dah,
Dzulhijjah, dan Muharram. (Adapun bulan) Rajab berada di antara bulan
Jumada dan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 2958 dari Abu Bakar).
Pahala dan dosa yang dilakukan di bulan-bulan yang dimuliakan tersebut
lebih besar dan dahsyat dibandingkan bulan-bulan selainnya. Allah SWT
berfirman, "Janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian (dengan berbuat
dosa) di dalamnya (di bulan-bulan tersebut).” (QS. At-Taubah: 36)
Amalan di Bulan Muharam
1. Memperbanyak puasa, terutama puasa Asyura, yaitu berpuasa di tanggal
10 Muharam.
Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW:
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan
Allah; Muharam.” (HR. Muslim)
Beberapa Keutamaan Puasa di Bulan Asyura
Dari Ibnu Abbas RA berkata Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa
berpuasa di hari Asyura' (10 Muharam), maka Allah SWT memberinya pahala
10.000 malaikat dan barangsiapa yang berpuasa di hari Asyura' (10
Muharam) maka diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah, dan
10.000 pahala orang mati syahid. Barangsiapa mengusap kepala anak-anak
yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut
satu derajat. Barangsiapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka
puasa pada orang mukmin di hari Asyura', maka seolah-olah dia memberi
makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan
perut mereka."
Selain yang disebutkan hadits di atas, puasa di bulan Asyura memiliki
manfaat lain, yaitu: menghapuskan kesalahan setahun yang lalu. Hal ini
jelas tertulis di dalam hadits berikut ini:
“Puasa ‘Asyura menghapus kesalahan setahun yang telah lalu.” (HR.
Muslim)
Rasulullah ditanya tentang puasa di hari Asyura, maka beliau menjawab,
"Puasa itu bisa menghapuskan (dosa-dosa kecil) di tahun kemarin." (HR.
Muslim, AbuDawud, Ahmad, Baihaqi, dan Abdur Razaq)
Yang dimaksudkan menghapuskan dosa setahun adalah dosa-dosa kecil, bukan
dosa besar. Hal ini didukung oleh beberapa pernyataan ulama besar Imam
Nawawiy dan Ibnu Taimiyyah, berikut ini:
Imam Nawawiy berkata, “Puasa hari Asyura menghapuskan seluruh dosa-dosa
kecil selain dosa-dosa besar dan sebagai kafarrah (penebus dosa) dosa
selama satu tahun.” (AlMajmu’ Syarh al-Muhadzab juz 6)
Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah berkata, “Dihapuskan dosa-dosa dengan
thaharah (bersuci), salat, puasa di bulan Ramadan, puasa hari Arafah,
dan puasa hari Asyura. Semuanya untuk dosa-dosa kecil.”(Al-Fatawa
alKubra juz 5)
2. Membaca Doa Asyura
Sebelum membaca doa ini, melakukan salat Maghrib dan salat sunah setelah
salat Maghrib.
Salat sunah dilakukan sebanyak empat rakaat dengan dua kali salam.
Dengan kata lain, dua rakaat salam, dua rakaat salam. Setiap rakaat
setelah membaca surat Alfatihah, membaca surat Al Ikhlas sebanyak 50x.
Setelah salat sunah ini selesai dilakukan, maka membaca doa Asyura,
seperti di bawah ini. Boleh dibaca 7x, namun lebih utama dibaca sebanyak
70x.
Doa Asyura
(Dibaca setelah salat sunah setelah Maghrib 70 X)
حَسْبُنَااللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ
النَّصِيْرُ
سُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَالْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ
الرِّضَاوَزِنَةَالْعَرْشِ
لاَمَلْجَأَ وَلاَمَنْجَأَ مِنَ اللَّهِ اِلاَّ اِلَيْهِ سُبْحَانَ اللَّهِ
عَدَدَالشَّفْعِ وَالْوِتْرِ
وَعَدَدَكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَانَسْأَلُكَ
السَّلاَمَةَبِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِاللَّهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ
وَهُوَحَسْبُنَ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ
النَّصِيْرُ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ
"Hasbunallahu wani'mal wakiilu ni'mal maulaa
wani'man nashiiru
Subhanallahi mil-al miizaani wa muntahal 'ilmi wa mablaghar ridhaa
wazinatal 'arsyi
Laa malja-a walaa manja-a minallahi illa ilaihi subhaanallahi 'adadasy
syaf'ir wal witri
Wa 'adada kalimaatillahittaammaati kulliha nas-alukas salaamata
birahmatika yaa arhamar raahimina
Walaa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiimi
Wa huwa hasbuna wa ni'mal wakiilu ni'mal maulaa wa ni'man nashiiru
Wa shallalahu 'alaa sayyidina muhammadin wa 'alaa aalihi washahbihii
wasallam"
Artinya:
"Cukuplah Allah menjadi sandaran kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung,
sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Maha Suci Allah sepenuh
timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan 'arsy. Tidak
ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya
kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan
sebanyak kalimat Allah yang sempurna, kami memohon keselamatan dengan
rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua yang
penyayang. Dan tiada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan
Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan Dialah yang mencukupi kami,
sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong.
Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi
Muhammad, teriring keluarga dan sahabat beliau."
Keajaiban Bulan Muharam
Banyak momentum penting yang terjadi di bulan Muharam, diantaranya:
1.Allah menyelamatkan Bani Israil, yaitu Nabi Musa AS beserta kaumnya
dari kejaran Firaun dan bala tentaranya. Sebagai rasa syukur kepada
Allah SWT, nabi Musa AS berpuasa di hari ini. Jadi, hari Asyura adalah
hari dimana laut Merah terbelah sebagai sarana penyelamat Nabi Musa dan
pengikutnya dari kejaran tentara Firaun.
Ketika mengetahui kejadian ini, maka Rasulullah bersabda, "Aku lebih
berhak terhadap Musa daripada kalian. Kemudian beliau berpuasa di hari
itu dan memerintahkan para shahabat agar berpuasa di hari itu."(HR.
Bukhari No. 1865)
2. Puasa di hari Asyura sudah dikenal sejak jaman jahiliyah, bahkan
sebelum diutus Rasulullah SAW.
Al-Qurthubi berkata, "Kemungkinan kaum Quraisy menyandarkan amalan puasa
mereka kepada syari'at orang-orang sebelum mereka, seperti syari'at
Nabi Ibrahim."
3. Tanggal 10 Muharam atau pertama Allah di dalam: menciptakan alam
(termasuk laut), menurunkan rahmat, dan menurunkan hujan.
4. Allah menciptakan ‘arsy (singgasana Allah), Lauhul Mahfudz, dan
Qalam.
5. Hari Asyura adalah hari dimana Allah menciptakan Malaikat Jibril.
Nabi Adam bertaubat kepada Allah.
7. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Idris diangkat oleh Allah ke
langit.
Nabi Nuh diselamatkan Allah dari banjir bandang melalui perahu, setelah
bumi ditenggelamkan selama enam bulan.
9. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Ibrahim dilahirkan, diangkat
sebagai Khalilullah (kekasih Allah), serta diselamatkan Allah dari
panasnya api Raja Namrud.
10. Hari Asyura adalah hari dimana Allah menurunkan kitab Taurat kepada
Nabi Musa.
11. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.
12. Hari Asyura adalah hari dimana penglihatan Nabi Ya’kub dipulihkan
kembali oleh Allah.
13. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Ayub disembuhkan Allah dari
penyakit yang dideritanya.
14. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Yunus selamat dari perut ikan
paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam.
kesalahan Nabi Daud diampuni oleh Allah.
16. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Sulaiman diberi Allah kerajaan
yang luas dan besar.
17. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Isa diangkat ke langit.
18. Pada tanggal 1 Muharam, Khalifah Umar Al-Khattab menetapkan hari
pertama bagi setiap tahun baru Islam (Kalendar Hijriah).
Bagaimana Melakukan Puasa Asyura?
Menurut Ibnul Qayyim, ada beberapa cara melaksanakan puasa Asyura:
1. Berpuasa di hari Asyura (10 Muharam) dan Tasu’ah (9 Muharam). Ini
yang paling utama, menurut riwayat berikut ini:
Ibnu Abbas berkata, “Ketika Rasulullah berpuasa di hari Asyura dan
memerintahkan para sahabat berpuasa, mereka berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya hari tersebut diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan
Nasrani," maka Rasulullah bersabda, “Maka apabila datang tahun depan
insya Allah kita berpuasa juga di hari ke sembilan.” Ibnu Abbas berkata,
“Tidaklah datang tahun berikutnya sampai Rasulullah wafat.”(HR. Muslim
No. 1916)
Diutamakan melakukan puasa Asyura (10 Muharam) disertai dengan Tasu’a (9
Muharam) untuk membedakan umat Islam dari orang-orang Yahudi dan
Nasrani.
2. Berpuasa di hari Asyura (10 Muharam) dan tanggal 11 Muharam.
Mendapatkan pahala, namun tidak sebesar yang pertama.
3. Berpuasa hanya di hari Asyura (10 Muharam) saja. Sebagian ulama
menganggap makruh, sebagian lainnya tidak menganggap makruh.
Sementara ulama berbeda pendapat.
4. Berpuasa selama tiga hari, yaitu: tanggal 9, 10, dan 11 Muharam.
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas, "Selisihilah orang Yahudi dan
berpuasalah sehari sebelum dan sehari setelahnya."
Hadits di atas diperkuat oleh pendapat Ibnu Hajar di dalam Fath al-Baari
4/246 yang mengisyaratkan keutamaan berpuasa dengan cara ini. Imam
asy-Syaukani (di dalam kitab Nail al-Authar, 4/245) juga mendukung
pendapat puasa selama tigahari.
Sebagian ulama yang memilih cara ini adalah dimaksudkan untuk lebih
hati-hati, terutama bila ada perbedaan di dalam menentukan awal bulan
Muharam.
Ibnu Qudamah di dalam kitab AlMughni, bersumber dari pendapat Imam
Ahmad, memilih cara ini untuk menyikapi keraguan atau kerancuan di dalam
menentukan awal bulan Muharam.
5. Berpuasa dua hari, yaitu tanggal 9 dan 10 Muharam atau 10 dan 11
Muharram.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dito/keajaiban-berpuasa-di-bulan-muharam_5519d74a813311917a9de16e
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dito/keajaiban-berpuasa-di-bulan-muharam_5519d74a813311917a9de16e
Bulan Muharam adalah
bulan yang amat mulia, sampai-sampai Allah mengabadikan di dalam
Alquran:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan. Dalam
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya
empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah
menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, perangilah musyrikin
semuanya. Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang
bertaqwa.” (QS. At-Taubah: 36)
Salah satu dari empat bulan haram itu adalah bulan Muharam. Hal ini
terlihat jelas dari kandungan hadits sahih berikut ini:
“Di dalam satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya terdapat empat
bulan yang mulia. Tiga di antaranya berturut-turut; Dzulqa’dah,
Dzulhijjah, dan Muharram. (Adapun bulan) Rajab berada di antara bulan
Jumada dan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 2958 dari Abu Bakar).
Pahala dan dosa yang dilakukan di bulan-bulan yang dimuliakan tersebut
lebih besar dan dahsyat dibandingkan bulan-bulan selainnya. Allah SWT
berfirman, "Janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian (dengan berbuat
dosa) di dalamnya (di bulan-bulan tersebut).” (QS. At-Taubah: 36)
Amalan di Bulan Muharam
1. Memperbanyak puasa, terutama puasa Asyura, yaitu berpuasa di tanggal
10 Muharam.
Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW:
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan
Allah; Muharam.” (HR. Muslim)
Beberapa Keutamaan Puasa di Bulan Asyura
Dari Ibnu Abbas RA berkata Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa
berpuasa di hari Asyura' (10 Muharam), maka Allah SWT memberinya pahala
10.000 malaikat dan barangsiapa yang berpuasa di hari Asyura' (10
Muharam) maka diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah, dan
10.000 pahala orang mati syahid. Barangsiapa mengusap kepala anak-anak
yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut
satu derajat. Barangsiapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka
puasa pada orang mukmin di hari Asyura', maka seolah-olah dia memberi
makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan
perut mereka."
Selain yang disebutkan hadits di atas, puasa di bulan Asyura memiliki
manfaat lain, yaitu: menghapuskan kesalahan setahun yang lalu. Hal ini
jelas tertulis di dalam hadits berikut ini:
“Puasa ‘Asyura menghapus kesalahan setahun yang telah lalu.” (HR.
Muslim)
Rasulullah ditanya tentang puasa di hari Asyura, maka beliau menjawab,
"Puasa itu bisa menghapuskan (dosa-dosa kecil) di tahun kemarin." (HR.
Muslim, AbuDawud, Ahmad, Baihaqi, dan Abdur Razaq)
Yang dimaksudkan menghapuskan dosa setahun adalah dosa-dosa kecil, bukan
dosa besar. Hal ini didukung oleh beberapa pernyataan ulama besar Imam
Nawawiy dan Ibnu Taimiyyah, berikut ini:
Imam Nawawiy berkata, “Puasa hari Asyura menghapuskan seluruh dosa-dosa
kecil selain dosa-dosa besar dan sebagai kafarrah (penebus dosa) dosa
selama satu tahun.” (AlMajmu’ Syarh al-Muhadzab juz 6)
Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah berkata, “Dihapuskan dosa-dosa dengan
thaharah (bersuci), salat, puasa di bulan Ramadan, puasa hari Arafah,
dan puasa hari Asyura. Semuanya untuk dosa-dosa kecil.”(Al-Fatawa
alKubra juz 5)
2. Membaca Doa Asyura
Sebelum membaca doa ini, melakukan salat Maghrib dan salat sunah setelah
salat Maghrib.
Salat sunah dilakukan sebanyak empat rakaat dengan dua kali salam.
Dengan kata lain, dua rakaat salam, dua rakaat salam. Setiap rakaat
setelah membaca surat Alfatihah, membaca surat Al Ikhlas sebanyak 50x.
Setelah salat sunah ini selesai dilakukan, maka membaca doa Asyura,
seperti di bawah ini. Boleh dibaca 7x, namun lebih utama dibaca sebanyak
70x.
Doa Asyura
(Dibaca setelah salat sunah setelah Maghrib 70 X)
حَسْبُنَااللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ
النَّصِيْرُ
سُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَالْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ
الرِّضَاوَزِنَةَالْعَرْشِ
لاَمَلْجَأَ وَلاَمَنْجَأَ مِنَ اللَّهِ اِلاَّ اِلَيْهِ سُبْحَانَ اللَّهِ
عَدَدَالشَّفْعِ وَالْوِتْرِ
وَعَدَدَكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَانَسْأَلُكَ
السَّلاَمَةَبِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِاللَّهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ
وَهُوَحَسْبُنَ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ
النَّصِيْرُ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ
"Hasbunallahu wani'mal wakiilu ni'mal maulaa
wani'man nashiiru
Subhanallahi mil-al miizaani wa muntahal 'ilmi wa mablaghar ridhaa
wazinatal 'arsyi
Laa malja-a walaa manja-a minallahi illa ilaihi subhaanallahi 'adadasy
syaf'ir wal witri
Wa 'adada kalimaatillahittaammaati kulliha nas-alukas salaamata
birahmatika yaa arhamar raahimina
Walaa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiimi
Wa huwa hasbuna wa ni'mal wakiilu ni'mal maulaa wa ni'man nashiiru
Wa shallalahu 'alaa sayyidina muhammadin wa 'alaa aalihi washahbihii
wasallam"
Artinya:
"Cukuplah Allah menjadi sandaran kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung,
sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Maha Suci Allah sepenuh
timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan 'arsy. Tidak
ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya
kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan
sebanyak kalimat Allah yang sempurna, kami memohon keselamatan dengan
rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua yang
penyayang. Dan tiada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan
Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan Dialah yang mencukupi kami,
sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong.
Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi
Muhammad, teriring keluarga dan sahabat beliau."
Keajaiban Bulan Muharam
Banyak momentum penting yang terjadi di bulan Muharam, diantaranya:
1.Allah menyelamatkan Bani Israil, yaitu Nabi Musa AS beserta kaumnya
dari kejaran Firaun dan bala tentaranya. Sebagai rasa syukur kepada
Allah SWT, nabi Musa AS berpuasa di hari ini. Jadi, hari Asyura adalah
hari dimana laut Merah terbelah sebagai sarana penyelamat Nabi Musa dan
pengikutnya dari kejaran tentara Firaun.
Ketika mengetahui kejadian ini, maka Rasulullah bersabda, "Aku lebih
berhak terhadap Musa daripada kalian. Kemudian beliau berpuasa di hari
itu dan memerintahkan para shahabat agar berpuasa di hari itu."(HR.
Bukhari No. 1865)
2. Puasa di hari Asyura sudah dikenal sejak jaman jahiliyah, bahkan
sebelum diutus Rasulullah SAW.
Al-Qurthubi berkata, "Kemungkinan kaum Quraisy menyandarkan amalan puasa
mereka kepada syari'at orang-orang sebelum mereka, seperti syari'at
Nabi Ibrahim."
3. Tanggal 10 Muharam atau pertama Allah di dalam: menciptakan alam
(termasuk laut), menurunkan rahmat, dan menurunkan hujan.
4. Allah menciptakan ‘arsy (singgasana Allah), Lauhul Mahfudz, dan
Qalam.
5. Hari Asyura adalah hari dimana Allah menciptakan Malaikat Jibril.
Nabi Adam bertaubat kepada Allah.
7. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Idris diangkat oleh Allah ke
langit.
Nabi Nuh diselamatkan Allah dari banjir bandang melalui perahu, setelah
bumi ditenggelamkan selama enam bulan.
9. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Ibrahim dilahirkan, diangkat
sebagai Khalilullah (kekasih Allah), serta diselamatkan Allah dari
panasnya api Raja Namrud.
10. Hari Asyura adalah hari dimana Allah menurunkan kitab Taurat kepada
Nabi Musa.
11. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.
12. Hari Asyura adalah hari dimana penglihatan Nabi Ya’kub dipulihkan
kembali oleh Allah.
13. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Ayub disembuhkan Allah dari
penyakit yang dideritanya.
14. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Yunus selamat dari perut ikan
paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam.
kesalahan Nabi Daud diampuni oleh Allah.
16. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Sulaiman diberi Allah kerajaan
yang luas dan besar.
17. Hari Asyura adalah hari dimana Nabi Isa diangkat ke langit.
18. Pada tanggal 1 Muharam, Khalifah Umar Al-Khattab menetapkan hari
pertama bagi setiap tahun baru Islam (Kalendar Hijriah).
Bagaimana Melakukan Puasa Asyura?
Menurut Ibnul Qayyim, ada beberapa cara melaksanakan puasa Asyura:
1. Berpuasa di hari Asyura (10 Muharam) dan Tasu’ah (9 Muharam). Ini
yang paling utama, menurut riwayat berikut ini:
Ibnu Abbas berkata, “Ketika Rasulullah berpuasa di hari Asyura dan
memerintahkan para sahabat berpuasa, mereka berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya hari tersebut diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan
Nasrani," maka Rasulullah bersabda, “Maka apabila datang tahun depan
insya Allah kita berpuasa juga di hari ke sembilan.” Ibnu Abbas berkata,
“Tidaklah datang tahun berikutnya sampai Rasulullah wafat.”(HR. Muslim
No. 1916)
Diutamakan melakukan puasa Asyura (10 Muharam) disertai dengan Tasu’a (9
Muharam) untuk membedakan umat Islam dari orang-orang Yahudi dan
Nasrani.
2. Berpuasa di hari Asyura (10 Muharam) dan tanggal 11 Muharam.
Mendapatkan pahala, namun tidak sebesar yang pertama.
3. Berpuasa hanya di hari Asyura (10 Muharam) saja. Sebagian ulama
menganggap makruh, sebagian lainnya tidak menganggap makruh.
Sementara ulama berbeda pendapat.
4. Berpuasa selama tiga hari, yaitu: tanggal 9, 10, dan 11 Muharam.
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas, "Selisihilah orang Yahudi dan
berpuasalah sehari sebelum dan sehari setelahnya."
Hadits di atas diperkuat oleh pendapat Ibnu Hajar di dalam Fath al-Baari
4/246 yang mengisyaratkan keutamaan berpuasa dengan cara ini. Imam
asy-Syaukani (di dalam kitab Nail al-Authar, 4/245) juga mendukung
pendapat puasa selama tigahari.
Sebagian ulama yang memilih cara ini adalah dimaksudkan untuk lebih
hati-hati, terutama bila ada perbedaan di dalam menentukan awal bulan
Muharam.
Ibnu Qudamah di dalam kitab AlMughni, bersumber dari pendapat Imam
Ahmad, memilih cara ini untuk menyikapi keraguan atau kerancuan di dalam
menentukan awal bulan Muharam.
5. Berpuasa dua hari, yaitu tanggal 9 dan 10 Muharam atau 10 dan 11
Muharram.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dito/keajaiban-berpuasa-di-bulan-muharam_5519d74a813311917a9de16e
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dito/keajaiban-berpuasa-di-bulan-muharam_5519d74a813311917a9de16e
0 komentar:
Posting Komentar