Jumat, 19 Mei 2017

HUKUM BACAAN LAM


HUKUM BACAAN LAM
A. Lam Ta’rif
          
Alif dan lam ( ال ) yang selalu di hubungkan dengan perkataan-perkataan nama benda dalam bahasa Arab yang di sebut Lam Ta’rif. Alif  Lam yang masuk pada kata benda, merupakan tambahan dari bentuk dasarnya, baik baik kata benda tersebut berdiri sendiri tanpa alif dan lam, seperti kata  ataupun tidak bisa berdiri sendiri seperti kata . Penambahan alif dan lam pada  adalah wajib karena kedua huruf ini tidak bisa dipisahkan dari kata benda tersebut. Bentuk seperti ini hukum bacaannya wajib idgham, jika terdapat setelahnya lam, seperti dan wajib izhar jika terdapat setelahnya ya, seperti atau hamzah seperti .
1.     Apabila ada lam ta’rif  ( ال ) bertemu atau dihubungkan dengan huruf 14 hijaiyah, yaitu :
                           ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه
Maka hukum bacaannya di sebut :
IDH-HAR QOMARIYAH      (   إِظْهَارُ الْقَمَرِيَّةِ )
Cara membacanya : harus terang
Huruf 14 hijaiyah  itu telah berkumpul dalam kalimat ini :
                                                              اَبْغِ حَجَّكَ وَ خَفْ عَقِيْمَهُ
Huruf 14 hijaiyah itu dinamakan huruf Qomariyah. Qomar yang artinya      bulan dan Qomariyah yang berarti sebangsa bulan.
2.     Apabila ada Lam ta’rif  ( ال ) bertemu dengan salah satu huruf 14 hijaiyah yakni semua huruf  Qomariyah.
                    ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل
Maka hukum bacaannya disebut :
IDGHAM SYAMSIYAH        ( إِدْغَامُ الشَّمْسِيَّةِ )
Cara membacanya : harus dimasukkan atau di idghamkan ke dalam salah satu huruf 14 hijaiyah tersebut.
Huruf 14 hijaiyah itu dinamakan huruf Syamsiyah. Syam yang artinya matahari dan Syasiyah yang berarti sebangsa matahari.
B. Idhar Qomariyah   (   إِظْهَارُ الْقَمَرِيَّةِ )
Idhar Qomariyah yaitu apabila ada Lam Ta’rif  yang bertemu dengan salah satu huruf yang ada dalam kalimat :
                                           { اَبْغِ حَجَّكَ وَ خَفْ عَقِيْمَهُ }
Contoh Idhar Qomariyah :    
                                               لْقُرْآنُا   الْفَتَّاحُ   اَلْقَمَرُ
Hukum Lam Qamariyah adalah idhar, sebab jarak antara makhrajnya dan makhraj huruf-huruf Qamariyah tersebut berjauhan.
Idhar Qomariyah :
1. Pada alif lam Qomariyah terdapat tanda sukun / mati
2. Huruf
لْاَ pada Al-Qomariyah dibaca dengan jelas
3. Didepan Huruf
اَلْ terdapat huruf Al-Qomariyah
4. Hurufnya ada 14 yaitu 
ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه
Qomar : Bulan
Qomariyah : sebangsa Bulan
Karena Lam Ta’rif di umpamakan bintang, dan huruf itu di umpamakan bulan. Bintang itu tetap terang kelihatannya meskipun ada atau bertemu dengan bulan. Karena itu pula, maka Lam Ta’rif  tadi, ketika bertemu dengan huruf qomariyah harus dibaca terang.
C. Idgham Syamsiyah    ( إِدْغَامُ الشَّمْسِيَّةِ )
Idgham Syamsiyah yaitu apabila ada Lam Ta’rif yang bertemu dengan salah satu huruf yang ada dalam 14 huruf hijaiyah selain huruf Qomariyah, yaitu :
                     ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل
Cara membacanya adalah dengan memasukkan huruf lam tersebut ke huruf sesudahnya sehingga yang terbaca hanyalah huruf sesudahnya dengan memakai Tasydid.
Contoh :
                                           اَلدِّيْنُ   اَلسَّلاَمُ   اَلشَّمْسُ
                 
Cara membaca Syamsiyah adalah dengan memasukkan لْاَ  atau mengidghamkan (lam sukun) ke huruf-huruf syamsiyah sehingga bacaan Lam sukunnya hilang dan lebur ke dalam huruf syamsiyah yang mengikutinya. Karena membacanya dengan diidghamkan, maka hukum bacaan لْاَ Syamsiyah sering juga disebut dengan Idgham Syamsiyah .
Hukum Lam Syamsiyah adalah idgham, sebab makhraj kedua Lam-nya sama, sedangkan jarak antara makhraj Lam Syamsiyah dengan makhraj huruf-huruf Syamsiyah lainnya berdekatan.
Idgham Syamsiyah :
1 Pada Alif Lam Syamsiyah terdapat tanda tasydid
2. Huruf  اَلْ  pada Alif lam Syamsiyah tidak dibaca اَلْ melainkan melebur kedalam pada huruf didepanya
3. Didepan Huruf
اَلْ terdapat huruf syamsiah
4. Hurufnya ada 14 yaitu    
ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل
Syam : matahari
Syamsiyah : sebangsa matahari
Bintang itu apabila bertemu dengan matahari menjadi tidak kelihatan. Demikian pula Lam Ta’rif apabila bertemu dengan huruf Syamsiyah menjadi tidak terbaca pula meskipun tulisannya masih ada. Dan kemudian di tasydidkan atau di madukkan ke dalam huruf Syamsiyah.
D. Lam Jalalah
Lam Jalalah adalah huruf Lam yang ada dalam lafal ALLAH ( اللهُ ). Ada dua macam cara membacanya, yaitu :
1.     TAFKHIM

Tafkhim artinya tebal atau berat. Maksudnya adalah membaca huruf Lam dengan bunyi tebal atau berat, seperti bunyi antara “LAH dan LOH”. Bunyi “Tafkhim“ itu terjadi apabila sebelum huruf Lam Jalalah ada harakat fathah (a) atau dhammah (u). Contoh :

                  
اللهِ نَصْرُ - اللهُ وَعَدَ  - اللهُ يُرِيْدُ - اللهُ خَلَقَ
2.TARQIQ

Tarqiq artinya tipis atau ringan. Maksudnya adalah membaca huruf Lam dengan bunyi tipis atau ringan, seperti bunyi “LAH”. Bunyi “Tarqiq” itu terjadi apabila sebelum huruf Lam Jalalah ada harakat kasrah (i).  
 Contoh :

                                  
اللهِ مَرْضَاتِ - اللهِ سَبِيْلِ فِيْ

HUKUM BACAAN RA
A. Bacaan Tafkhim
Huruf hijaiyah yang wajib dibaca tafkhim terdapat tujuh huruf, yaitu huruf isti’la yang berkumpul pada kalimat: خُصَّ ضَغْطِ قِظْ, kesemuanya harus dibaca tebal.

Contoh:
اُدْ خُلُوْهَا، وَالصَّآفَّاتِ، غَاسِقٍ، فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ، وَالطَّيِّبُوْنَ، فَالْحَقُّ اَقُوْلُ.
Selain ketujuh huruf tersebut harus dibaca tarqiq, kecuali huruf lam dan ra, yang mempunyai ketentuan sendiri.
Pertama, huruf lam tetap dibaca tafkhim jika berada pada lafal jalalah (لَفْظُ الْجَلاَلَةِ), yakni lam yang terdapat pada lafal: dengan syarat agar lam itu didahului tanda baca fathah atau dammah.
Contoh:
صَلاَةُ اللهِ، سَلاَمُ اللهِ، سُبْحَانَ اللهِ، شَهِدَ اللهُ.
Kedua, ra wajib dibaca tafkhim (tebal) apabila:
  • Ra bertanda baca fathah. Contoh:
رَحْمَةَ اللهِ، حَشَرَةٌ، اَلرَّحِيْمِ، اَلْفُقَرَآءَ
  • Ra bertanda baca dammah. Contoh:
اَ ْلاَخْيَارُ، كَفَرُوْا، اُذْكُرُوا اللهَ، رُفِعَتْ
  • Ra bertanda sukun (mati), sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang difathah. Contoh:
مَرْحَبًا، نَرْزُقُكُمْ، مَرْيَمُ، قَرْيَةٍ
  • Ra bertanda suku, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang didammah. Contoh:
ذُرِّيَّةً، قُرْبَةً، عُرْيَانًا، حُرْمَةً
  • Ra yang bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang dikasrah, namun kasrah ini bukan asli tetapi baru datang. Contoh:
اِرْجِعِيْ، اِرْحَمْ، اِرْجِعُوْا، اَمِ ارْتَابُوْا
  • Ra bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berharakat kasrah asli dan sesudah ra bertemu dengan huruf isti’la (حَرْفُ اِسْتِعْلاَءٍ) yang terdapat tujuh huruf yang terkumpul pada kalimat:  خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ 
Contoh:
يَرْضَاهُ، فُرْقَةٌ، لَبِالْمِرْصَادِ، قِرْطَاسٌ
B. Bacaan Tarqiq
Pertama, huruf lam dibacan tarqiq (tipis), jika huruf lam berada dalam lam jalalah yang didahului huruf yang bertanda baca kasrah. Contoh:
اَلْحَمْدُ ِللهِ، بِاللهِ، مِنْ عِنْدِ اللهِ، بِسْمِ اللهِ
Semua lam yang tidak berada pada lafal jalalah sebagaimana dijelaskan di atas, maka harus dibaca tarqiq (tipis). 
Contoh:
لَيَعْلَمُوْنَ، اِلَى اْلاِبِلِ، مِنَ الْعِلْمِ، كَلاَّ لَوْتَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ، بَكُلِّ آيَةٍ
Kedua, huruf ra wajib dibaca tarqiq (tipis) jika:
  • Huruf ra bertanda baca kasrah. 
Contoh:
رِضْوَانٌ، مَعْرِفَةٌ، رِجْسٌ، سَنُقْرِئُكَ
  • Huruf ra bertanda baca hidup yang jatuh setelah ya mati atau huruf lien. 
Contoh:
اَلْكَبِيْرُ، مِنْ خَيْرٍ، اَلْبَصِيْرُ، لَخَبِيْرٌ
  • Huruf ra mati dan sebelumnya ada huruf yang berharakat kasrah asli, sedang sesudah ra bukan huruf isti’la. 
Contoh:
شِرْكٌ، اَاَنْذَرْتَهُمْ، فِرْعَوْنَ، لَشِرْذِمَةٌ

0 komentar:

Posting Komentar

 

PERINTAH AGAMA ISLAM Template by Ipietoon Cute Blog Design